MAKALAH
SOSIOLOGI ANTROPOLOGI DAKWAH
Tentang
Pengertian
Sosiologi, Antropologi, Sosiologi Dakwah dan Antropologi Dakwah
Oleh
Kelompok I
Lismayarti : 1512010051
Cut Nauval Dafistri
: 1512010055
Putri Diana :
1512010059
Dosen
pembimbing
Dr. Bukhari, M.Ag
Mistarija, MA
FAKULTAS
DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
JURUSAN
KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI
IMAM
BONJOL PADANG
1438 M / 2017 H
PENGERTIAN SOSIOLOGI,
ANTROPOLOGI, SOSIOLOGI DAKWAH DAN ANTROPOLOGI DAKWAH
A.
PENDAHULUAN
Sosiologi dan Antropologi merupakan
cabang ilmu sosial. Ilmu sosial adalah keseluruhan disiplin yang berhubungan
dengan manusia dalam arti bukan sebagai bagian dari alam belaka, tetapi adanya
membentuk kehidupan bermasyarakat dan kultur.
Seperti yang telah kita pelajari
sebelumnya mengenai ilmu dakwah, dapat kita korelasikan dengan ilmu sosial ini,
karena dalam berdakwah kita perlu menguasai ilmu sosial khususnya dalam
bermasyarakat dan mengenal budaya. Supaya seorang da’i atau muballig dapat
berdakwah secara efektif, serta sasaran dakwah dapat menerima apa yang telah di
sampaikan.
Dalam
berdakwah, seorang dai haruslah mengetahui mad’u yang akan menerima pesan
dakwah, tentu dalam berdakwah dai melakukan
interaksi agar dakwahnya berjalan efektif dan diterima oleh mad’u. Banyak para
dai yang meninggalkan pendekatan sosologi antropologi dakwah sehingga terjadi
penolakan terhadap mad’u tentang apa yang disampaikan tidak tercapai. Untuk
itulah dia harus memahami sosialisasi dalam masyrakat setempat dan budaya
mereka.
Sebagai pengantar dalam mata kuliah
Sosiologi Antropologi Dakwah kita perlu mengulang kembali defenisi dari
masing-masing pembahasan ini. Apa pengertian dari sosiologi, antropologi, dan
bagaimana hubungannya dengan dakwah.
B.
PENGERTIAN SOSIOLOGI, ANTROPOLOGI DAN DAKWAH
1.
Pengertian Sosiologi
Secara
etimologis sosiologi berasal dari bahasa latin, yaitu socius dan logos. Socius berarti ‘teman’ atau ‘kawan’.
Sedangkan logos dalam bahasa Yunani
berarti ‘kata’ atau ‘berbicara’. Jadi sosiologi berarti membicarakan atau
memperbincangkan pergaulan hidup manusia. Pengertian inii kemudian diperluas
menjadi suatu ilmu pengetahuan yang membahas serta mempelajari kehidupan
manusia dalam masyarakat.
Sedangkan secara terminologis sosiologi
didefenisikan oleh banyak ahli sesuai dengan sudut pandang mereka masing-masing.
Emil Durkhein misalnya berpendapat bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari apa yang dinamakan fakta sosial. Sedangkan Weber mendefinisikan
sosiologi sebagai suatu ilmu yang mempelajari tindakan sosial (Sunarto, 1993).
Sorokin (dalam Sukanto,2001) mendefenisikan sosiologi sebagai suatu ilmu yang
mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala-gejala sosial
dengan non-sosial. Soermajan dan soemardi (dalam soekanto, 2001) mendefinisikan
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses
sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Sedangkan soekato sendiri (2001)
berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu yang kategori, murni, abstrak, dan
mencari pengertian-pengertian umum, rasional dan empiris.[1] Bapak
sosiologi, Aguste Comte (dalam bukunya The
Positive phylosophy) sosiologi merupakan studi positif tentang hukum-hukum
dasar dari gejala sosial yang didalamnya dibedakan menjadi sosiologi statis dan
sosiologi dinamis.[2]
Berdasarkan beberapa defenisi diatas,
sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
bermacam-macam gejala sosial, antara manusia dengan kelompok-kelompoknya maupun
dengan lingkungannya yang termasuk didalam struktur dan proses sosial dalam
masyarakat.[3]
2.
Pengertian Antropologi
Antropologi
adalah paduan dari kata Anthropos
berarti manusia, dan logos berarti
ilmu (keduanya asal Yunani). Menurut William A. Haviland (1994;7) antropologi adalah studi tentang
umat manusia yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang
manusia dan perilakunya, dan untuk memperoleh pengertian yang lengkap mngenai
keanekaragaman manusia. David Hunter mengatakan bahwa antropologi adalah ilmu
yang muncul dari keingintahuan yang tidak terbatas mengenai ummat manusia. Koentjaraningrat
mengatakan bahwa antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada
umum nya dengan mempelajar berbagai warna, bentuk, fisik masyarakat yang
dihasilkan.[4]
Dari ketiga pengertian tersebut,
pemakalah menyimpulkan bahwa antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia
dari segi keragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berperilaku,
tradisi-tradisi dan nilai-nilai) yang dihasilkan, sehingga setiap manusia satu dengan lainnya berbeda.
Antropologi lebih memusatkan pada
penduduk sebagai masyarakat tunggal, yaitu kesatuan masyarakat yang tinggal di
daerah yang sama. Antropologi hampir identik dengan sosiologi. Akan tetapi,
sosiologi menitikneratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya, sedangkan
antropologi menitikberatkan pada unsure budaya, pola pikir, dan pola
kehidupannya.[5]
3.
Pengertian Dakwah
Dari segi bahasa dakwah berarti panggilan, seruan atau
ajakan. Sedangkan bentuk kata kerja berarti memanggil, menyeru atau mengajak (Da’a yad’u da’watan).
Menurut istilah Syekh Ali Mahfuz mengatakan dalam
kitabnya Hidayatul Mursyidin dakwah
yaitu mendorong manusia agar berbuat kebaikan dan mengikuti petunjuk (hidayah),
menyeru mereka kebaikan dan mencegah dari kemungkaran, agar mereka mendapat
kebahagiaan dunia dan akhirat.[6]
C.
HUBUNGAN SOSIOLOG DENGAN DAKWAH
Dakwah merupakan
bagian penting dari pemikiran masyarakat, maka sosiologi bisa
diharapkan memiliki peran penting dalam pemikiran dakwah.
Tugas dakwah menurut soiologi adalah menjaga harmonisasi
kehidupan masyarakat dan mendorong kemajauan
masyarakat, hal ini sesuai dengan tujuan dakwah itu sendiri, kemaslahatan umat
atau kemajuan masyarakat.
Maka
eksistensi sosiologi dakwah sangat dibutuhkan untuk menunjang kelancaran
berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik antar sesama. Karena, sosiologi
dakwah tujuan awalnya
untuk menjaga stabilitas kehidupan bermasyarakat dan bersosial.
Mengacu pada unsur-unsur dan wilayah
telaah sosiologi terhadap fenomena dakwah, maka sosiologi dakwah berusaha
mencari batasan lebih empiris terhadap kajian dakwah sebagai bentuk interaksi
sosial dakwah, yaitu sisi misi sosiologis dalam agama. Dakwah islam yang
cenderung ideologis menitik beratkan pada upaya legalisasi nilai-nilai agama
dan menyebarkannya kepada manusia sehingga tampak sekali akan selalu berurusan
dengan persoalan organisasi sosial dakwah dan lembaga dakwah.
Sosiologi dakwah juga menelaaah
bagaimana interaksi antara da’i dan sasaran dakwah (mad’u), da’i dengan da’i,
dan mad’u dengan sesamanya. Persepsi mereka tentang masalah dakwah dan
bagaimana cara mengkomunikasikannya merupakan bahasan menarik dalam sosiologi.
‘ala kulli hal, sosiologi dakwah mencoba membaca bagaimana
dialektika interaktif unsur-unsur dalam dakwah dengan lingkungannya, termasuk
bagaimana perkembangan pemaknaan dan praktek dakwah mulai dari pemahaman
sebagai ajakan kepada manusia agar memeluk islam (ad-Dakwah al-Ula),sehingga persoalan dakwah berhubungan dengan
jihad.
Gerakan dan pemahaman dakwah dalam
konteks indonesia ternyata memiliki kekhasan tersendiri dan boleh dibilang
memiliki cara dan pendekatan yang berbeda dengan pendekatan dakwah di daerah
lain-lain baik di barat maupun di timur. Pemahaman dan gerakan dakwah di
indonesia tampak lebih ramah terhadap nilai-nilai budaya lokal sehigga secara
sosiologi dirasa lebih menyejukkan dan jauh dari hiruk pikuk pertikaian.
Letupan-letupan konflik sosial yang akhir-akhir ini terjadi lebih pada masalah
fundamental sosial, seperti kebutuhan dasar hidup dan ketimpangan ekonomi dari
pada masalah dakwah yang bersifat nilai-nilai islami.[7]
D.
HUBUNGAN ANTROPOLOGI DENGAN DAKWAH
Antropologi adalah suatu studi yang
mempelajari tentang kehidupan manusia baik dari segi fisik, sosial dan
budayanya. Sebagai salah satu cabang ilmu antropologi juga sebuah studi
yang mempelajari tentang budaya yang ada pada kalangan masyarakat dalam suatu
etnis tertentu. Hubungannya dengan dakwah adalah bagaimana Islam di
implementasikan secara komprehensif pada tatanan masyarakat
dimana kita mempelajari seluk beluk manusia, kehidupan sosial mereka,
kebudayaannya, sehingga antropologi dakwah menjadi satu kajian ilmu yang
penting bagi terciptanya tatanan kehidupan yang harmonis bagi Dakwah Islam
dewasa ini.
Secara antropologis, konsep dakwah yang
di tanamkan pada seorang da’i adalah dengan perantara komunikasi, mengapa
demikian? merupakan transenden bagi kelancaran
penyampaian tugas dakwah. Komunikasi sendiri bermacam-macam dalam pembagiannya,
salah satunya saja dengan komunikasi massa. Seorang Da’i yang memberikan
kontribusi dakwah nya harus mengetahui situasi dan kondisi masyarakat pada saat
itu, maka ketika Dakwah berlangsung tidak akan terjadi miss komunikasi antara Da’i dan Mad’u.[8]
Didalam antropologi
sendiri, kita akan menjumpai konsep dalam berdakwah, diantaranya Pendekatan terhadap masyarakat, Memiliki
jiwa kritis yang mampu membaca serta menerka lingkungan sekitar Dapat
memahami apa yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat (mad’u) Mampu
memahami perkembangan yang terjadi di sekitar. Karena
tidak dapat di pungkiri lagi bahwa perana antropologi dalam dakwah amatlah
besar guna mempengaruhi besar tidaknya kemungkinan
berhasilnya dakwah tersebut, sebuah contoh metode
dakwah yang diakukan oleh sunan kali jaga, yaitu dimana beliau sebelum
berdakwah meneliti terlebih dahulu apa yang sedang digemari oleh masyarakatnya,
dakwah via wayang adalah salah satu contoh dalam pengamalan serta perpaduan
antara antropologi dan dakwah itu sendiri.
E.
KESIMPULAN
Setelah mengetahui definisi
dari masing-masing pembahasan tersebut Pemakalah menyimpulkan bahwa Sosiologi
Antropologi Dakwah yaitu suatu ilmu yang membahas tentang mengajak manusia kepada ajaran islam menyeru mereka
kebaikan dan mencegah dari kemungkaran dengan
Pendekatan Sosiologi Dan Antropologi mempelajari bagaimana berinteraksi dengan masyarakat
ditingkat social yang berbeda dan kebudayaan yang berbeda dengan mempelajari cara-cara
berperilaku, tradisi-tradisi dan nilai-nilai yang dihasilkan, supaya dakwah diterima oleh mad’u dengan tujuan mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat.
Semoga dengan mempelajari Sosiologi
antropolgi dakwah kita sebagai calon sarjana komunikasi penyiaran islam dapat
menerapkan apa yang sudah kita pelajari ini karena mata kuliah ini penting
untuk pelajari agar kita bisa berdakwah
secara efektif dan sampai kepada mad’u dengan pendekatan-pendekatan tertentu.
Karena bagaimana bisa sampai dakwahnya apabila seorang da’i tidak memahami tipologi sasaran dakwahnya.
Pemakalah mengucapkan terimakasih dan
memohon maaf apabila terdapat kekurangan dari penulisan makalah ini. Maka
sudikiranya pemakalah meminta kritik dan saran kepada pembaca supaya pemakalah menjadi lebih baik lagi
untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Welhendri,
2014, Sosiologi Dakwah, Padang: Imam
Bonjol Press.
Arifin, Tajul, 2012, Pengantar
Antropologi, Bandung: CV.
Pustaka Setia.
Aripudin,
Acep, 2013, Sosiologi Dakwah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset.
Ihromi, I.
TO, 2006, Pokok-Pokok Antropologi Budaya,
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Moh, Alwi M, Antropologi
Dakwah, Jurnal, Diakses pada tanggal 11 Maret 2017, pukul 21.00 WIB.
Saputra,
Wahidin, 2012, Pengantar Ilmu Dakwah, Jakarta: Rajawali Perss.
Wikipedia, Definisi Sosiologi, diakses pada tanggal
10 Maret 2017, pukul 21.00 WIB.

Komentar
Posting Komentar